Nama : I Nyoman Nuarta
Lahir : Tabanan, Bali, 14 November
1951
Pendidikan : Fakultas Seni
Rupa ITB (1972 -1979)
Penghargaan : Pemenang Lomba
Patung Proklamator RI, Penghagaan
Jasa Adiutama dari ITB (2009)
Nyoman Nuarta
dilahirkan di Tabanan, Bali, 14 November 1951. Ia putra keenam dari sembilan
bersaudara, anak dari pasangan Wirjamidjana dengan Semuda.
Nuarta
melanjutkan studinya setelah tamat SMA ke jurusan Seni Rupa ITB tahun 1972.
Awalnya ia memilih seni lukis, namun ketika perkuliahannya sudah berjalan dua
tahun, Nuarta pindah ke jurusan seni patung. “Ya merasa berbakat dan kemampuan
saya akan berkembang di seni patung” katanya. Rupanya pilihannya tidak keliru,
ketika masih mahasiswa pada tahun 1979, ia memenangkan Lomba Patung Proklamator
Republik Indonesia inilah yang telah mengantarkannya ke jenjang ketenaran,
sehingga saat ini Nuarta yang lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB 1979
itu telah menghasilkan seratus lebih patung, semua karyanya mencerminkan seni
patung modern bergaya naturalistik dan materi yang digunakan umumnya dari
tembaga dan kuningan. Walaupun sulit dibentuk, namun berkat tangan terampil,
ketajaman logika dan kepekaan rasa seni Nuarta, kedua bahan yang kaku itu dapat
dibentuk menjadi karya-karya halus dan indah.
Bakat seninya
secara alami telah diturunkan kepada kedua putrinya. Yang sulung bernama Tania
yang menekuni jurusan seni rupa di sebuah perguruan tinggi di Melbourne,
Australia dan adiknya Tasya, seringkali menemani Nuarta di studionya. Sebagai
seorang pematung Nuarta telah membangun Taman Patung, yang sekarang hampir
selesai. Ia membangun taman itu dikawasan Sarijadi, Bandung yang udaranya sejuk
dan asri. Puluhan patung dalam berbagai bentuk dan ukuran bertebaran di areal
seluas tiga hektar dan diperkirakan taman itu rampung setahun lagi. Disana
dibangun gedung empat lantai yang akan digunakan untuk pameran dan ruang
pertemuan dengan gaya artistik. Nuarta mempunyai bakat seni yang andal, ia
mampu mengubah seni patung dari karya individual menjadi kerja kolosal.
Pada
prinsipnya dalam menggeluti dunia seni, yang penting kerja keras. Syukur kalau
dukungan keluarga cukup besar dalam menjalankan prinsip itu, sehingga tak ada
beban moral bahwa menjadi seniman masa depannya akan suram. Dalam seni patung
Nuarta tidak pernah mempersoalkan aliran. Karena ia mengenal beberapa gaya dan
ia percaya perubahan itu adalah kelebihan manusia dari makhluk lain. Kelebihan
itu adalah suatu kreativitas. Picasso sendiri sering melakukan
perubahan-perubahan, tapi benang merahnya tetap ada.
Salah satu
gagasan Nyoman Nuarta yangt sempat mengundang kontroversi adalah pembangunan
patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. Tujuan pembangunan patung itu menurut
Nuarta untuk membantu para seniman tua yang sudah pensiun dan beberapa kelompok
kesenian yang bangkrut karena kekurangan dana. Melihat perkembangan seni patung
di Indonesia Nyoman Nuarta sebagai ahli patung modern sangat prihatin karena
patung saat ini belum memiliki tempat yang layak di hati masyarakat. Padahal
patung dapat digunakan untuk mempercantik lingkungan.
Beberapa Karya
dari Nyoman Nuarta:
Sumber: Dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment