Hidup menjemput dan melantunkan kita dari
satu tempat ke tempat yang lain; Nasib memindahkan kita dari satu tahap ke
tahap yang lain. Dan kita yang diburu oleh keduanya, hanya mendengar suara yang
mengerikan, dan hanya melihat susuk yang menghalangi dan merintangi jalan kita.
Keindahan menghadirkan dirinya dengan duduk
di atas singgasana keagungan; tapi kami mendekatinya atas dorongan Nafsu ;
merenggut mahkota kesuciannya, dan mengotori busananya dengan tindak laku
durhaka.
Cinta lalu di depan kita, berjubahkan
kelembutan ; tapi kita lari ketakutan, atau bersembunyi dalam kegelapan, atau
ada pula yang malahan mengikutinya, untuk berbuat kejahatan atas namanya.
Meskipun orang yang paling bijaksana
terbongkok karena memikul beban Cinta, tapi sebenarnya beban itu seiringan bayu
pawana Lebanon yang berpuput riang.
Kebebasan mengundang kita pada mejanya agar
kita menikmati makanan lezat dan anggurnya ; tapi bila kita telah duduk
menghadapinya, kita pun makan dengan lahap dan rakus.
Tangan Alam menyambut hangat kedatangan kita,
dan menawarkan pula agar kita menikmati keindahannya ; tapi kita takut akan
keheningannya, lalu bergegas lari ke kota yang ramai, berhimpit-himpitan
seperti kawanan kambing yang lari ketakutan dari serigala garang.
Kebenaran memanggil-manggil kita di antara
tawa anak-anak atau ciuman kekasih, tapi kita menutup pintu keramahan baginya,
dan menghadapinya bagaikan musuh.
Hati manusia menyeru pertolongan ; jiwa
manusia memohon pembebasan ; tapi kita tidak mendengar teriak mereka, karena
kita tidak membuka telinga dan berniat memahaminya. Namun orang yang mendengar
dan memahaminya kita sebut gila lalu kita tinggalkan.
Malampun berlalu, hidup kita lelah dan kurang
waspada, sedang hari pun memberi salam dan merangkul kita. Tapi di siang dan
malam hari, kita sentiasa ketakutan.
Kita amat terikat pada bumi, sedangkan
gerbang Tuhan terbuka lebar. Kita memijak-mijak roti Kehidupan, sedangkan
kelaparan memamah hati kita. Sungguh betapa budiman Sang Hidup terhadap
Manusia, namun betapa jauh Manusia meninggalkan Sang Hidup.
No comments:
Post a Comment